Trepanasi (Wikimedia Common) |
Kita patut bersyukur karena kita hidup di zaman di mana dunia medis telah maju, sehingga setiap penyakit dapat ditangani dengan metode yang tepat dan tentunya manusiawi.
Namun, di masa lalu, saat dunia media belum begitu maju seperti sekarang, orang-orang menggunakan cara-cara yang tak lazim untuk menyembuhkan penyakit.
Tak jarang, cara yang digunakan pun begitu mengerikan, salah satunya trepanasi (trepanation).
Melansir Live Science, trepanning atau operasi trepanasi adalah membuat lubang di tengkorak dengan menggunakan bor tangan, teknik pemotongan atau pengikisan.
Trepan berasal dari kata Yunani trypanon, yang berarti bor.
Menurut Dr. Raphael Davis, seorang ahli bedah saraf, trepanasi sebenarnya adalah istilah lama yang juga dikenal sebagai trephination.
Davis mengatakan, "Ini telah dilakukan selama sekitar 5.000 tahun, menjadikannya salah satu prosedur medis tertua yang diketahui umat manusia."
Trepanasi dianggap sebagai pengobatan berbagai penyakit, seperti cedera kepala dan mengobati rasa sakit.
Beberapa ilmuwan juga berpendapat bahwa praktik tersebut juga digunakan untuk menarik roh dari tubuh dalam ritual.
Sebuah artikel di jurnal Surgical Neurology International mengungkapkan bahwa lebih dari 1.500 tengkorak yang ditrepanasi (sekitar 5 hingga 10 persen dari seluruh tengkorak yang ditemukan dari periode Neolitikum) ditemukan dari Eropa dan Skandinavia hingga Amerika Utara, dari Rusia dan China hingga Amerika Selatan (khususnya Peru).
Pengobatan ini sebagian besar dilakukan hingga awal abad ke-16.
Sebuah artikel di jurnal World Neurosurgery melaporkan bahwa trepanasi dilakukan secara luas di seluruh Tiongkok ribuan tahun yang lalu.
Seringkali, pasien bertahan dan sembuh setelah operasi trepanasi.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Physical Anthropology, para peneliti telah menemukan bekas luka akibat trepanasi pada kerangka, namun lubang dan cedera pada tengkorak telah sembuh.
Salah satu prosedur yang gagal adalah pada seorang wanita abad pertengahan yang meninggal saat hamil.
Tengkorak wanita itu memiliki tanda lubang melingkar berukuran diameter 4,6 milimeter.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal World Neurosurgery edisi Mei 2018, para peneliti menulis, "Hipotesis kami adalah wanita hamil tersebut mengalami preeklamsia atau eklampsia (dua kondisi kehamilan yang melibatkan tekanan darah tinggi) dan dia diobati dengan trepanasi frontal untuk mengurangi tekanan intrakranial."
"Meskipun ada intervensi, dia tidak selamat dan meninggal bersama janin di dalam rahimnya."
0 Comments